Sabtu, 20 Juni 2015

Sambiloto sebagai Imunomodulator



MAKALAH SAMBILOTO SEBAGAI IMUNOMODULATOR

Diajukan untuk memenuhi tugas Herbal Medik dan Swamedikasi
Prodi S1 Farmasi.

Disusun Oleh :



KHOIRUNNISA
(E0013023)
Khoirunnisa
 
                                        
 (E0013023)

 



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16, Ds. Kalisapu, Kec. Slawi, Kabupaten Tegal Jawa Tengah 52416
2015


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb 
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Makalah ini berisi tentang“SAMBILOTO SEBAGAI IMUNOMODULATOR” guna memenuhi tugas mata kuliah Herbal Medik dan Swamedikasi.
Tanpa bantuan dari teman-teman  makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Sekali lagi Penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan masih kurang dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran agar suatu saat dapat memperbaiki semua kesalahan itu dengan lebih baik lagi.
Akhir kata Wassalamu’alaikum wr.wb

Slawi,      Juni 2015

Penulis





DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................................        ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. A.    Latar Belakang......................................................................................................................        1
    B.     Rumusan Masalah.................................................................................................................        2
    C.     Tujuan Masalah.....................................................................................................................        2
    BAB II PEMBAHASAN
    A.    Morfologi dan Klasifikasi Herba Sambiloto............................................................................        3
    B.     Kandungan dan Khasiat Herba Sambiloto..............................................................................        4
    C.     Kandungan Androgpholida Herba Sambiloto.......................................................................        5
    D.    Isolasi dan Identifikasi Senyawa Androgpholida dari Herba Sambiloto.....................................     7
    BAB IV PENUTUP
    A.    Kesimpulan............................................................................................................................        8
    B.     Saran.....................................................................................................................................        8
    DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................        9

     
    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.      Latar Belakang
         Respon imun diperlukan untuk tiga hal yaitu pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, homeostasis terhadap eliminasi komponen-komponen tubuh yang sudah tua, dan pengawasan terhadap penghancuran sel-sel yang bermutasi menjadi ganas sehingga respon imun dapat diartikan sebagai suatu sistem agar tubuh dapat mempertahankan keseimbangan antara lingkungan di luar dan di dalam tubuh. Imunomodulator merupakan zat yang dapat mengembalikan ketidakseimbangan sistem kekebalan yang terganggu dengan cara merangsang dan memperbaiki fungsi sistem kekebalan tubuh (Bratawidjaja KG, 2002).
         Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas bukan hanya bekerja sebagai efektor yang langsung menghadapi penyebab penyakitnya, melainkan bekerja melalui pengaturan imunitas. Apabila mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dengan obat yang bersifat imunomodulator, maka imunomodulator tidak akan bekerja langsung terhadap mikroorganisme melainkan dengan cara sistem imunitas akan didorong untuk menghadapi melalui efektor sistem imunitas (Subowo, 1996).
         Salah satu tanaman yang dikenal dapat meningkatkan sistem imun tubuh adalah Sambiloto ( Andrographis paniculata Nees.) ialah tumbuhan semusim yang termasuk dalam famili Acanthaceae. Sambiloto ialah herba tegak, tumbuh secara alami di daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 m dpl. Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh di berbagai habitat, seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan (Yusron et al,2005).
         Komponen utama sambiloto adalah andrographolide yang berguna sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, falvonoid, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah laktone, panikulin, kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit. Secara tradisional sambiloto telah dipergunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, disentri, rematik, tuberculosis, infeksi pencernaan, dan lain-lain. Sambiloto juga dimanfaatkan untuk antimikroba/antibakteri, anti sesak napas dan untuk memperbaiki fungsi hati. Mengingat kandungan dan fungsi tanaman tersebut, saat ini sambiloto banyak diteliti untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat modern, diantaranya pemanfaatan sambiloto sebagai obat HIV dan anti kanker (Yusron et al,2005)
         Semua bagian tanaman sambiloto, seperti daun, batang, bunga dan akar, terasa sangat pahit jika dimakan atau direbus untuk diminum. Rasa pahit itu disebabkan oleh adanya senyawa andrographolid yang banyak terdapat di dalam tanaman sambiloto, terutama bagian daun dan batangnya. Dari penelitian terdahulu kadar senyawa andrographolid di daun sebesar 2,5 – 4,8% dari berat keringnya (Prapanza dan Marianto, 2003).
         Tumbuhan sambiloto sebagai bahan obat tradisional makin diminati, sehingga permintaan terus meningkat. Namun hingga sekarang sebagian besar kebutuhan sambiloto masih mengandalkan pasokan alam, yaitu dari tumbuhan yang tumbuh liar (Pujiasmanto,2008).

    B.       Rumusan Masalah
    1.         Morfologi dan Klasifikasi Herba Sambiloto
    2.         Kandungan dan Khasiat Herba Sambiloto
    3.         Kandungan Androgpholida Herba Sambiloto
    4.         Isolasi dan Identifikasi Senyawa Andrographolida dari Herba Sambiloto

    C.      Tujuan Masalah
    1.         Mengetahui Manfaat Morfologi dan Klasifikasi Herba Sambiloto
    2.         Mengetahui Kandungan dan Khasiat Herba Sambiloto
    3.         Mengetahui Kandungan Androgpholida Herba Sambiloto
    4.         Mengetahui Isolasi dan Identifikasi Senyawa Andrographolida dari Herba Sambiloto



    BAB II
    PEMBAHASAN

    A.           Morfologi dan Klasifikasi Herba Sambiloto

    Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka.Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika.Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto).Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik.Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911( Sukardiman, 2005).



     



    Gambar 1. Daun sambiloto
    Sambiloto merupakan tumbuhan khas tropis tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh di berbagai habitat, seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan.Sambiloto memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan segi empat serta memiliki banyak cabang (monopodial).Daun tunggal saling berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan permukaannya halus, berwarna hijau.Bunganya berwarna putih keunguan, bunga berbentuk jorong (bulan panjang) dengan pangkal dan ujung lancip.Buah berbentuk memanjang sampai  jorong kecil, bila tua akan pecah menjadi 4 keping, sedang bijinya berbentuk gepeng. Di India bunga dan buah bisa dijumpai pada bulan Oktober atau antara Maret sampai Juli.Di Australia bunga dan buah antara bulan Nopember sampai Juni, sedang di Indonesia bunga dan buah dan ditemukan sepanjang tahun( Sukardiman, 2005)..
    Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka seperti kebun, tepi sungai tanah kosong yang agak lembap atau dipekarangan.Perbanyakan tanamanini dengan menggunakan biji atau stek batang.Waktu panen herba sambiloto dipanen sewaktu tumbuhan ini berumur 3-4 bulan setelah tanam, yakni pada saat pertanaman mulai  berbunga.Pemanenan dilakukan dengan cara dipangkas sekitar 15-20 cm di atas permukaan tanah. Setelah dicuci, kemudian dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.
    Tanaman sambiloto diklasifikasikan menjadi:
    Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
    Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
    Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
    Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
    Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
    Sub Kelas          : Asteridae
    Ordo                  : Scrophulariales
    Famili                 : Acanthaceae
    Genus                : Andrographis
    Spesies               : Andrographis paniculata Nees
    Sinonim             : Justicia paniculata Burm., Justicia latebrosa Russ.
    Di beberapa tempat di dunia tanaman sambiloto dikenal dengan berbagai istilah  diantaranya adalah Ki Oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris) ( Sukardiman, 2005).
    B.            Kandungan dan Khasiat Herba Sambiloto

    Tumbuhan sambiloto ini kaya dengan berbagai kandungan zat yang berguna bagi kesehatan manusia. Diantaranya laktone dari cabang dan daun tersebut yaitu berupa deoxy andrographolide, neoandrographolide,14-deoxy-11,12 didehydroandrographolide dan hormoandrographolide. Flavonoid dari akar berupa polimetoxyflavone,andrographin, panicolin, mono-o-methilwithin dan apigenin-7-4-dimethyl ether, alkane, ketone, aldehyde, kalium, kalsium, natrium, dan asam kersik. Senyawa identitas dari daun sambiloto ini adalah senyawa andrographolida (Chakravarti D,1951).
    Berdasarkan berbagai literatur hasil penelitian dan pengalaman dari berbagai daerah dan negara, tumbuhan sambiloto dapat mengobati penyakit typus abdominalis, disentri basiler, diare, flu, sakit kepala, demam, panas, radang paru, radang saluran napas, TBC paru, batuk rejan, darah tinggi, infeksi mulut, amandel, radang tenggorokan, kencing manis, kencing nanah (gonorrhoea), kolesterol, asam urat, dan demam.
    Herba yang termasuk kedalam familia acanthaceae ini selain sebagai antidiabetes, analgetik, dan antipiretik , juga memiliki beberapa khasiat yang sangat bermanfaat bagi manusia, diantaranya adalah sebagai anti racun, anti radang dan anti bengkak. Obat ini merusak sel tropocyt dan tropoblast berperan dalam kondensasi cytoplasma dari sel tumor, piknosis menghacurkan intiselnya. Tumbuhan ini efektif untuk infeksi dan merangsang phagositosis. Mempunyai efek hipoglikemik, hipoterminan, hepatoprotektor, diuretik, dan antibakteri.
    C.           Kandungan Andrograpolida dari Herba Sambiloto

    Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aureus, Psedomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi, In Vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. Andrographolida menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci. Andrographolida dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta.Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskemik, efek pada resparasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi dan antibakteri. Komponen aktifnya seperti neoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat  sebagai anti radang dan antipiretik
    Gambar 2. Struktur Andrographolida
    Daun sambiloto yang memiliki sifat kimiawi berasa pahit, dingin, memiliki kandungan kimia sebagai berikut: daun dan percabangannya mengandung diterpen laktone yang terdiri dari andrographolida, neo andrographolida, deoksi- andrographolida, dehidroandrographolida, flavonoid, tannin dan saponin.Senyawa yang dominan paling aktif adalah andrograpolida. Berdasarkan penelitian andrograpolida ini berkhasiat sebagai antidiabetes, analgesik, antipiretik. Andrographolida sekurangnya-kurangnya 1% dalam daun dan percabangan sambiloto.
    Andrographolida memiliki sifat  kalmegin, zat amorf dan hablur kuning, pahit sampai sangat pahit. Andrograpolida berkhasiat sebagai analgesik dan antipiretik adalah dengan cara meningkatkan kadar betaendorfin dalam plasma, betaendorfin merupakan suatu neurotransmitter yang dapat berefek analgesik (pereda rasa sakit) dan antipiretik (penurun demam). Dan andrograpolida juga berkhasiat sebagai antidiabetes. Dimana kondisi stres akan dapat mengacaukan metabolisme tubuh sehingga pasien akan sulit mengendalikan kadar gula darah.
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 tanaman obat tradisional Indonesia yang diskrining aktivitas anti kanker dengan metode HTS, akhirnya diperoleh lead compound (senyawa penuntun) yaitu senyawa andrografolida dari herba sambiloto ( AndrographispaniculataNees) yang memiliki aktivitas inhibitorenzim DNA topoisomerase II. Untuk mengembangkan lead compound yaitu senyawa andrografolida menjadi obat antikanker yang selektif dapat digunakan metode Selective Apoptosis Antineoplastic Drug (SAAND). Kandungan aktif dari tanaman sambiloto terbukti aman, karena berdasarkan jurnal penelitian hasil uji toksisitas akut menunjukkan LD50 sambiloto mencapai 27,5 g/kg/BB artinya herbal itu aman dikonsumsi karena efek toksik hanya muncul pada dosis yang sangat tinggi. Pada pasien dengan berat badan 60 kg akan berefek racun bila mengkonsumsi lebih dari 1,65 kg.
    Andrographolida secara umum termasuk ke dalam golongan senyawa terpenoid, khususnya diterpen lakton. Berikut adalah skema jalur metabolisme senyawa terpenoid secara umum, yaitu :
    Gambar 3. Jalur metabolisme terpenoid secara umum
    Terpenoid dihasilkan melalui jalur asam mevalonat.Terpenoid disusun oleh kelipatan lima dari kerangka karbon dikenal dengan unit isoprena (C5) .Unit-unit ini bergabung secara teratur mengikuti kaidah kepala dari unit yang satu berikatan dengan ekor dari unit yang lain (head and tail combination).Jadi Terpenoid terdiri dari dua atau lebih unit isoprena yang berikatan secara teratur.
    Gambar 4. Skema pembentukan diterpen
    D.           Isolasi dan Identifikasi Senyawa Andrographolida dari Herba Sambiloto

    1.        Pembuatan serbuk herba sambiloto:
    Tanaman sambiloto yang telah di panen sesuai ketentuan dibersihkan dengan air, kemudian dipotong-potong dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 40-50 derajat celcius. Setelah kering dihaluskan dengan mesin grinder untuk menghasilkan serbuk kering herba sambiloto.

    2.        Isolasi dan identifikasi herba sambiloto:
    Serbuk herba sambiloto di maserasi dengan metanol pada suhu 60oC selama 24 jam, maserasi dilakukan sampai 5 kali. Hasil maserasi disaring dan dipekatkan dengan rotavapour. Ekstrak kental metanol dipartisikan dengan air dan etil asetat 1:1 dengan menggunakan corong pisah. Fraksi etil asetat dikumpulkan dan diuapkan dengan rotavapour. Andrograpolide yang masih kotor dimurnikan dengan proses rekristalisasi dengan metanol panas / kromatografi kolom dengan eluen kloroform : metanol sehingga terbentuk kristal andrograpolida. Selanjutnya diidentifikasi dengan spektrofotometri FTIR, 1H-13CNMR dan MS serta dibandingkan dengan andrograpolida standar dari Aldrich.







    BAB III
    PENUTUP

    A.           Kesimpulan
    1.        Komponen utama sambiloto adalah Andrographolide yang berguna sebagai bahan obat.
    2.        Andrografolida dari herba sambiloto ( AndrographispaniculataNees) memiliki aktivitas inhibitorenzim DNA topoisomerase II.
    3.        Andrographolida secara umum termasuk ke dalam golongan senyawa terpenoid, khususnya diterpen lakton.
    4.        Terpenoid dihasilkan melalui jalur asam mevalonat.

    B.            Saran
    Dengan adanya makalah sederhana ini, penulis mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi Herbal Medik dan Swamedikasi dengan mudah. Saran dari penulis agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal dan mencari literatur lain yang berhubungan agar semakin menguasai materi.











    DAFTAR PUSTAKA
    Anonim.2010. Obat Herbal Sambiloto.Diakses dari http://www.pernikmuslim.com/obat-herbal-sambiloto-p-793.html. Pada hari Senin, 21 November 2011
    Assajad. 2008. Manfaat Daun Sambiloto. Diakses dari http://assajjad.wordpress.com/2008/02/02/manfaat-daun-sambiloto/.Pada Hari Senin, 18 Mei 2015
    Bratawidjaja KG. 2002. Imunomodulator dari tumbuhan obat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
    Chakravarti RN, Chakravarti D (1951). “Andrographolide, the active constituent of Andrographis paniculata Nees; a preliminary communication”. Ind Med Gaz 86 (3): 96–7. PMID 14860885.
    Manaree, 2009. Budidaya Tanaman Sambiloto. Diakses dari http://manaree.blogspot.com/2009/05/budidaya-tanaman-sambiloto-m.html. Pada hari Senin, 18 Mei 2015
    Subowo. 1996. Efek imunomodulator dari tumbuhan obat. Warta Tumbuhan Obat Indonesia.
    Sukardiman, 2005, Induksi Apoptosis Senyawa Andrograpolide dari Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Terhadap kultur Sel Kanker, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Diakses dari http://www.iptek.net.id. Pada hari Senin, 18 Mei 2015
    Sunardi.2008. Teknik Pembibitan Sambiloto Untuk Menghasilkan Bibit Yang Standar. Buletin Teknik Pertanian Vol.13 No.1 (Hal 37-39).